Sunday, June 22, 2008

Kasihnya atok dan nenek pada cucu!...




Balik dari kerja hari Juma’at tu, bibik mengejutkan nekcun lagi dengan cerita pasal cucu nekcun yang sorang ni pulak demam. Nasib baiklah emaknya seorang doctor jadi bila bibik beritahu ajer yang badan anaknya panas dan batuk-batuk, terus ajer dia balik bawa ubat yang sepatutnya. Syukur Alhamdulillah….

Hujung minggu ni nekcun ingat nak pergi ‘buat badan’ kat spa kerana minggu depan nekcun nak jalan jauh, tetapi bila tengok cucu kesayangan sorang ni tak berapa sehat, tak sampai hati pulak nekcun nak biar dia dok dengan bibik sebab emaknya kena ‘on-call’. Jadi nekcun doklah rumah jaga ‘intan payung’ nekcun nih…

Atok kata: “Hah… cucu tu deman sebab menjangkit ngan awak lah tuh?”
Nekcun jawab: “Mana pulak?”
Atok balas: “Kan dua tiga hari lepas awak deman ngan batuk, la ni dia pulak yang demam ngan batuk, tak sama ke tuh? Menjangkit penyakit awak lah tuh!”
Nekcun protes: “ Habis kalau menjangkit, apasal pulak? Kan dah makan ubat”
Atok balas lagi: “Jadi, awak tak bolehlah pelok-pelok budak tu!… kalau nak cepat baik, awak kena pelok atok dia sekali… atau bagi atok sajer pelok dia!..”
Nekcun: “ Huh!… cemburulah tuh bila cucu rapat kat saya ajer!…”

Sampai pagi ni, nekcun tidor ngan cucu sebab dia tak mahu ikut emak dia… merajuk agaknya! Biasalah budak-budak merajuk kalau badan tak sehat!…kesihan pulak nekcun tengok atok tidor kat penjuru katil sajer sebab cucu dah tidor sebelah nekcun!…

Memang seronok kalau dah ada cucu nih!… tapi atok pun nekcun kena jaga juga! Tak apalah... lagi tiga hari nekcun ngan atok nak jalan jauh, jadi atok beri chance pada nekcun nak puas-puas manjakan cucu, intan payung nekcun tuh!…

Friday, June 20, 2008

Bersyukurkah kita kepadaNya?

Kekadang kita ni tak sedar yang Allah sedang menduga kita. Kita akan mudah mengeluh kalau ditimpa musibah dan tidak pula mudah bersyukur kalau menerima laba.

Saya selalu teringat ceramah Ustaz di tempat saya selalu mengaji. Dia kata: Allah akan menguji makhluknya di dunia ini dengan dua cara iaitu satu dengan kesusahan dan satu lagi dengan kemewahan.

Sesiapa makhluknya yang sering ditimpa kesusahan / musibah tetapi tetap tidak pernah mengeluh atau menerima segala qada dan kadar itu dengan redha, maka Allah akan menaikkan darjat mereka itu ke setinggi-tinggi darjat di akhirat kelak. Kumpulan manusia yang seumpama ini, InsyaAllah akan menerima rahmat Allah yang berlipat ganda ketika di akhirat nanti.

Allah juga akan menguji hambanya dengan segala kemewahan dan kekayaan di dunia ini. Sekiranya mereka ini sentiasa bersyukur akan nikmat yang dilimpahkan oleh Allah itu ke jalan yang benar dan diredhai Allah, maka beruntunglah mereka ini kerana mendapat rahmat Allah sejak dari dunia hingga ke akhirat. Namun, jika sebaliknya maka rugilah mereka-mereka ini sebab balasan Allah kepada mereka ini di akhirat kelak amatlah menakutkan kerana apa yang dimilikki di dunia ini hanyalah pinjaman dari Allah.

Mengingat kembali kata-kata ustaz itu, benar-benar membuatkan hati saya terasa insaf dan merasakan betapa kecilnya diri ini di sisiNya. Baru Allah duga dengan demam dan batuk yang tak seberapa, saya telah merasakan betapa susahnya hidup ini kerana tidak berdaya untuk memandu sendiri kereta untuk ke tempat kerja atau ke mana-mana tempat yang selalu saya kunjungi. Namun sebenarnya Allah masih sayangkan saya kerana saya masih punya suami yang sanggup menemani saya ketika saya sehat atau pun sakit. Sesungguhnya, Allah itu maha pengasih lagi maha mengasehani. Saya amat-amat bersyukur dengan segala rahmat dan hidayahnya yang tidak terhingga kepada saya selama ini.

Bertapa bersyukurnya saya kepada Allah yang masih memberi peluang kepada saya untuk bernafas hari ini dan InsyaAllah entah untuk beberapa lama lagi sehingga dapat lagi saya mencoretkan rasa hati ini di sini. Alhamdulillah!.... Hanya kepada Mu aku menyembah dan bersyukur ya Allah!... Semoga Allah terus merahmati dan memberkati kehidupan kita semua!...

Tuesday, June 10, 2008

How patience are we?

Monday morning is always a moody day for me as I always feel my week ends are too short. As usual, first thing I do when I reached my office is to go through my diary to check all the appointments for the day. Huh!... phuuh… luckily there is no meeting or morning prayer today!...

While I was concentrating on some documents that I need to verify and sign, my telephone rang non-stop, disrupting my concentration. Annoyed and fade-up with the noise I answered the phone ruthlessly.

“Hajjah!.. se…semua ikan dalam peti ais sudah hampir busuk!” I heard my maid stammering.
“Huh!... pasal apa?” I shout at the poor lady.
“Ngak tahu… mungkin peti aisnya rusak sejak malam tadi!...” as if scared that I will shout again at her, my maid answered me politely.

Huh!... I haled a deep breath, try to inhale some oxygen to ease the stress that struck in my head. Ah….again!.. the refrigerator not functioning! The worst part is, lot of raw stuffs are packed inside it… as usual I only do my marketing once a week and Monday is only the 1st day of the week!... the whole lots will get bad if I don’t get my refrigerator on immediately! It’s really pull my blood pressure to the ‘dangerous’ level!...

Oh!... the issue of how to cope-up with the increase of petrol hike is still lingering in my mind, now cost of repairing the refrigerator is another issue that messing my head. This is more crucial as it’s a necessity for all houses to have a refrigerator now days compared to other household products. Whether I like it or not, I have to get it repaired or replaced immediately. Allah is great!... And Alhamdulillah, by 7.00 pm, the new refrigerator was already taking the place of the old one! (The old one had added to another ‘antic & invaluable collections’ in our wet kitchen).

Lying on the bed, thinking of all the hassle that I’ve gone through the whole afternoon, I realized that I’m still lucky. This is just a small test (dugaan) that Allah gave me to test my patience (kesabaran) as His ‘makhluk’ in this world compared to all the ‘rezeki’ and prosperity that Allah has given me and my family. I know that Allah still loves me and all these hassles will avoid me being ungrateful to how great and generous is Allah to all of us in this world. He tested us for a pinch but He will return us the full bunch of glory if we always grateful and patience whenever we face any difficulties!..

I always remind myself; “Life is like a wheel, sometimes we are up and sometimes we are down. Don’t get frustrated/give-up when we are down and don’t get arrogant when we are up because the wheel can moves anytime! Look up for inspiration and look down for satisfaction!”

I’m really grateful that Allah still gives me a chance to breathe today and share this story with all my friends. May Allah bless us all…Aaamiiiinnnnn….

Saturday, June 7, 2008

Do we need to change our life style just to meet petrol hike?

The petrol hike had really made everybody annoyed, angry, frustrated, tension and so many other unhappy feelings that I cannot describe. I myself feel very stressful with all the consequences that may happen due to the effect of the petrol hike.

Whether we like it or not, the price of the petrol in Malaysia is already set by the government. RM2.70 per litre is not a small amount to most of us. Government has promised to review it every month and it is not impossible that it can be increased anytime if the world price keeps going up. What can we do?

This morning my hubby had laid out several measures in our family as to cope with the potential inflation.

Hubby: Start form now, mama can only go to Spa once a month instead of every fortnightly.
Mama: Why?
Hubby: To cover your petrol cost!
Mama: How about your golfing, go-cart, tennis or badminton?
Hubby: They remain status quo.
Mama: Why?
Hubby: I need to keep myself healthy in order for me to work harder to earn more income for the family…
Mama: Huhuuhuhu… it’s unfair! (I protested)…
Hubby: Why?
Mama: I also have to keep myself healthy in order to make sure all family members are healthy! If I’m sick, who’s going to take care of you and the children?
Hubby: Eeemmmm… you’re right dear! … (at last we both laughed knowing that we need to find some other alternatives!.. hehehe…)

The morale of the story, what ever happen, we need to continue our living but we also need to find a way how to make our life more meaningful even if we need to change our life style. We cannot change something that beyond our control or beyond our circle of influence, but we can still change that is something within our means.

Those are only my own perceptions. May be my friends, you have some other ideas that we can share, please share them here…

Thursday, June 5, 2008

Mampukah kita membendung semua ini?

Pengumuman Kerajaan menaikan harga petrol sehingga 40% memang sesuatu yang memeranjatkan banyak pihak. Memang ramai yang menjangkakan bahawa bahan itu akan dinaikkan harga dalam jangka masa terdekat ini, tetapi kenaikan mendadak sebanyak 40% itu adalah satu yang diluar jangkaaan.

Apa yang merunsingkan semua orang adalah bukan sahaja harga bahan itu yang naik begitu tinggi, tetapi ‘spinning effects’ yang akan berlaku terhadap semua keperluan harian dalam kehidupan seluruh rakyat di Malaysia inilah yang lebih membimbangkan semua orang sekarang.

Lepas kenaikan harga petrol, tariff elektrik pula akan dinaikkan yang mana kita masih tidak tahu berapa pula kenaikan itu. Apabila bahan untuk pengangkutan naik harga, dan bahan untuk menghasilkan sesuatu barangan (kuasa elektrik) juga naik harga, maka sudah tentulah produk yang terhasil dari kedua kenaikan itu akan turut naik harganya. Produk-produk ini pula adalah merupakan keperluan harian setiap orang, maka siapakah sebenarnya yang akan kesusahan? Siapa lagi kalau bukan kita semua rakyat marhain di Negara ini!...

Bagi orang yang makan gaji, mungkin akan masih ada peluang untuk mengharapkan majikan mempertimbangkan kenaikan gaji tetapi bagaimana pula bagi orang-orang yang tidak bekerja atau orang-orang kampung yang hanya ibarat kais pagi makan pagi, kais petang makan petang? Dimanakah mahu dikais lagi kalau semua barang keperluan naik harga berganda-ganda?

Mungkin ramai yang tidak menyedari, dengan kenaikan harga semua keperluan hidup ini, besar kemungkinan akan bertambah pula kes-kes ‘criminal’ kerana bagi mereka-mereka yang terdesak dan telah tenggelam punca akan sanggup melakukan apa sahaja untuk mendapatkan wang untuk memenuhi keperluan kehidupan harian. Tidak mustahil kes ragut, curi dan rompak akan bertambah. Inilah yang amat saya takuti… Tidakkah ada pihak-pihak yang berkuasa menyedari kemungkinan-kemungkinan ini?

Eeemm… entahlah… kekadang takut saya nak memikirkan segala kemungkinan itu. Sekarang ini pun, kes ragut, curi dan rompak bagai sudah tidak terkira lagi banyaknya berlaku di mana-mana… contohnya, di kawasan rumah saya, walaupun ada security guards namun pada hari Isnin baru-baru ini 3 kes pecah rumah telah berlaku dalam satu hari ketika semua penghuni di kawasan kami sedang sibuk mencari rezeki di siang hari. Terlalu liciknya mereka ini sehingga security guards pun tidak dapat menghalang mereka dari melakukan jenayah tersebut.
Sebagai rakyat marhain, apakah daya kita untuk membendung jenayah begini? Dapatkah pihak yang berkuasa membendung perkara-perkara ini dari terus berlaku kerana ada yang sehingga membahayakan nyawa? Mungkin pembaca budiman ada idea-idea lain yang boleh kita kongsi bersama demi keselamatan kita dan keluarga kita...

Sunday, June 1, 2008

Krisis beras!... lapar kah kita?

Semenjak cuti sekolah ni, boleh dikatakan setiap Sabtu dan Ahad dapor rumah saya tidak berasap. Tetapi perut tetap kenyang juga sampai tak larat nak makan. Hari ini sahaja, saya dan suami terpaksa makan nasi beriani 3 kali dalam masa 4 jam kerana kami perlu menghadiri 3 majlis perkahwinan yang berlainan tempat.

Bayangkanlah macam mana perut nak terima kalau 3 kali makan dalam masa 4 jam sahaja. Belum sempat makanan yang pertama nak hadam, dah terpaksa menerima makanan yang kedua. Kalau tak makan, takut tuan rumah berkecil hati pula… takut dikata tak sudi pula… Demi menjaga siratulrahim dan tidak mengecilkan hati tuan rumah, maka mahu tak mahu, terpaksa jugalah perut saya dan suami di isi dengan makanan yang telah dihidangkan.

Begitulah, makmur dan bertuahnya kita menjadi rakyat Malaysia!… walau pun dunia sedang dilanda krisis makanan, tetapi kita di Malaysia tetap tidak kurang makan!… Lihat sahajalah majlis-majlis perkahwinan yang ada di merata tempat sekarang ini… macam-macam lauk dan nasi yang dihidangkan sehingga kekadang kita sendiri tidak tahu lauk apa nak pilih.

Itu belum lagi, hotel-hotel yang menyediakan ‘buffet lunch / dinner”. Berlambak-lambak lauk pauk yang disediakan sehingga kekadang kita sendiri tak tahu apa yang nak di makan kerana terlalu banyak pilihan.

Tidakkah kita pernah terfikir, apa akan jadi pada makanan yang berlambak-lambak yang mungkin tidak akan di makan semuanya itu? Selalu saya melihat orang-orang kita di Malaysia ni, kalau makan secara buffet, akan mengisi pinggannya dengan macam-macam makanan sehingga penuh pinggan. Tetapi apa yang benar-benar di makan mungkin hanya setengah pinggan sahaja. Jadi apa akan jadi pada makanan yang selebihnya itu? Ke tong sampah juga akhirnya makanan-makanan itu akan dicurahkan….

Cubalah kita bayangkan insan-insan malang di negara-negara miskin atau negara yang ditimpa bencana alam seperti Afghanistan, Myanmar dan lain-lain. Mendapat sepinggan nasi sehari bagai mendapat segunung emas… mungkin lebihan makanan kita yang sering tidak habis di makan di Malaysia ini merupakan makanan yang cukup hebat dan lazat untuk mereka sekiranya mereka boleh mendapatnya.

Lihat sahajalah di kaca-kaca televisyen bagaimana kanak-kanak di negara yang malang itu berebut-rebut mengutip makanan, tidak kira apa pun makanan yang diberi setiap kali ada bantuan. Tetapi amat berbeza sekali dengan anak-anak kita di Malaysia ini… mereka boleh memilih makanan yang mereka suka sahaja. Malah kekadang ada yang akan membazirkan sahaja makanan yang ada sekiranya makanan itu tidak memenuhi selera mereka.

Bilakah kita mahu insaf dari membazir makanan? Adakah kita hanya akan insaf apabila negara kita sudah tidak ada makanan lagi seperti negara-negara yang malang itu? Marilah kita fikir-fikirkan…